Cerita lesehan – PT Kimia Farma Tbk, salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, sedang dalam proses menutup lima pabriknya. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berubah dan meningkatkan efisiensi operasional.
Menurut Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, penutupan pabrik ini tidak hanya memiliki implikasi bisnis tetapi juga dampak sosial, terutama terkait dengan karyawan perusahaan. Kimia Farma sedang berusaha mencari solusi yang menguntungkan untuk semua pihak atau yang dikenal dengan istilah win-win solution.
“Baca juga: Pemindahan Ibu Kota, Masa Depan Ekonomi Jakarta”
Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma, Hadi Kardoko, menjelaskan bahwa pabrik-pabrik yang ditutup merupakan pabrik lama yang dinilai tidak lagi efisien. Menurutnya, penutupan ini merupakan langkah yang harus diambil untuk mempertimbangkan keberlanjutan bisnis perusahaan di masa depan.
Arya Sinulingga juga menyoroti kebijakan pembangunan pabrik yang dianggap berlebihan oleh Kimia Farma. Menurutnya, ada kebijakan membangun lebih banyak pabrik dari yang sebenarnya diperlukan, yang berpotensi mengurangi efisiensi operasional perusahaan.
“Dari awalnya memang tidak pernah sesuai kapasitas, selalu di bawah kapasitas. Jadi memang seharusnya tidak perlu membangun pabrik sebanyak itu,” ujarnya.
“Simak juga: Prabowo Subianto, Siapa Menteri Keuangan Barunya?”
Penutupan lima pabrik ini direncanakan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Hadi Kardoko menjelaskan bahwa proses rasionalisasi ini mempertimbangkan berbagai faktor. Termasuk ketentuan hukum dan keberlanjutan bisnis di sektor farmasi yang memiliki regulasi ketat.
“Kami harus memperhitungkan keberlanjutan bisnis dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam industri farmasi. Penutupan pabrik tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa mempertimbangkan semua aspek tersebut,” jelasnya.
Penutupan pabrik oleh Kimia Farma merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah dinamika industri farmasi yang terus berubah. Meskipun menghadapi tantangan yang tidak ringan. Perusahaan ini berkomitmen untuk menemukan solusi terbaik yang tidak hanya menguntungkan bisnis tetapi juga mengelola dampak sosial secara bertanggung jawab.