Cerita lesehan – Kementerian Perhubungan telah mengambil langkah signifikan dengan menugaskan kapal Pinisi untuk melayani rute menuju IKN. Berikut adalah rincian mengenai langkah strategis ini serta dampaknya bagi sektor pariwisata di kawasan tersebut.
Kementerian Perhubungan, di bawah arahan Menteri Budi Karya Sumadi, telah menginisiasi penggunaan kapal Pinisi sebagai sarana transportasi ke IKN. Kapal Pinisi pertama yang ditugaskan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) kini telah bersandar di Pelabuhan Semayang Balikpapan. Ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas ke IKN serta mempromosikan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata yang menarik.
“Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Optimisme dan Prediksi S&P”
Dalam acara talkshow di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Menteri Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa kapal Pinisi ini mampu mengangkut hingga 50 penumpang dalam satu kali perjalanan. Penunjukan kapal ini adalah langkah awal dari rencana yang lebih besar, di mana pemerintah berencana menambah jumlah kapal Pinisi menjadi empat unit yang akan melayani perjalanan wisata ke IKN. Meskipun tanggal pasti untuk penambahan kapal ini belum diumumkan, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan kontinuitas dalam pelayanan transportasi ke IKN.
Kapal Pinisi, yang merupakan simbol transportasi tradisional Indonesia, dikenal dengan desainnya yang khas dan kemampuannya untuk menjelajahi perairan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman. Dengan mengintegrasikan kapal Pinisi ke dalam sistem transportasi IKN. Pemerintah tidak hanya memanfaatkan ikon budaya ini tetapi juga menggarisbawahi komitmen untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Penugasan ini merupakan bagian dari skema pembelian layanan (buy the service) yang diharapkan dapat menjadi katalisator bagi operator kapal lain untuk tertarik melakukan pelayaran komersial ke IKN. Dengan adanya kapal Pinisi yang beroperasi mulai 1 Agustus 2024. Diharapkan akan membuka peluang baru bagi pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
IKN, yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan. Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga mengupayakan berbagai moda transportasi untuk memudahkan akses ke kawasan ini. Menteri Budi Karya Sumadi menegaskan pentingnya integrasi antara moda transportasi dan pariwisata dengan menyebutkan bahwa Balikpapan, yang merupakan pintu gerbang menuju IKN. Miliki berbagai atraksi wisata seperti konservasi orangutan dan penangkaran buaya.
“Simak juga: Peraturan Pemerintah, Kesehatan dalam Transformasi Nasional”
Dengan adanya kapal Pinisi yang beroperasi ke IKN. Wisatawan akan memiliki alternatif transportasi yang tidak hanya fungsional tetapi juga menawarkan pengalaman unik. Kapal Pinisi dapat memberikan pengalaman berlayar yang berbeda dan menyenangkan, menjadikannya sebagai bagian integral dari paket wisata ke IKN.
Untuk mendukung pengembangan pariwisata di IKN, Kementerian Perhubungan akan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). Kolaborasi ini akan mencakup perencanaan dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kedatangan wisatawan serta promosi destinasi wisata di Kalimantan Timur.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pemerintah juga akan memantau dan mengevaluasi efektivitas kapal Pinisi dalam meningkatkan arus wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Ini adalah langkah awal menuju integrasi yang lebih baik antara transportasi dan pariwisata. Yang diharapkan dapat mendorong pengembangan IKN sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Dengan berbagai inisiatif yang sedang dijalankan, IKN diharapkan dapat segera dikenal sebagai destinasi wisata yang menarik dan aksesibel. Serta menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.