Cerita lesehan – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa ia tidak berencana berbicara lagi dengan CEO Tesla, Elon Musk. Hal ini diungkapkan Trump saat berbicara dengan wartawan di atas Air Force One pada Jumat, 6 Juni 2025. Ia menyampaikan bahwa dirinya tidak lagi memikirkan Elon Musk dan berharap Musk tetap sukses dengan Tesla. Pernyataan ini muncul di tengah perseteruan mereka yang belum mereda, terutama terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak yang menjadi bagian dari agenda domestik Trump.
Trump menegaskan pentingnya peninjauan ulang terhadap kontrak-kontrak besar yang dimiliki Musk bersama pemerintah federal. Ia mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan secara menyeluruh karena melibatkan dana publik dalam jumlah besar. Seorang pejabat Gedung Putih juga menyebutkan bahwa Trump mungkin akan mengeluarkan Tesla Model S merah dari koleksi Gedung Putih. Mobil listrik tersebut sempat dipamerkan setelah dibeli Trump pada bulan Maret lalu.
Elon Musk Tetap Kritik RUU Pajak Trump
Di sisi lain, Elon Musk belum memberikan tanggapan langsung atas pernyataan Trump. Namun, Musk terus menyuarakan kritik terhadap RUU pajak dan pengeluaran besar-besaran yang diusulkan oleh Partai Republik. Ia menilai kebijakan tersebut tidak sesuai dengan pandangannya mengenai pertumbuhan ekonomi dan penggunaan anggaran negara. Sementara itu, RUU tersebut menjadi salah satu pilar utama agenda pemerintahan Trump.
Ketegangan antara kedua tokoh ini diperkirakan masih akan berlanjut. Keduanya dikenal sebagai sosok berpengaruh di bidang masing-masing, dan perseteruan mereka memberi dampak besar terhadap kebijakan serta dinamika politik dan ekonomi Amerika Serikat.
“Baca Juga: 19 Napi Teroris Kabur ke Hutan, Satgas Cartenz Terus Memburu”
Hubungan Dekat Trump dan Musk Resmi Berakhir
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan sehari setelah Donald Trump dan Elon Musk bertarung secara terbuka, menandai berakhirnya hubungan erat mereka. Sekutu-sekutu Musk memilih diam, kecuali investor James Fishback yang meminta Musk meminta maaf pada Trump. Fishback memuji sikap Trump yang dinilai sabar menghadapi perilaku Musk. Sebelumnya, Musk dikenal sebagai salah satu penyokong dana utama kampanye presiden Trump pada 2024 dan bahkan sempat ditunjuk memimpin pemangkasan tenaga kerja federal serta pengeluaran negara.
Trump sempat merayakan peran Musk di Gedung Putih usai menyelesaikan tugasnya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah. Namun, realisasi pemangkasan anggaran oleh Musk hanya berhasil menyentuh setengah persen dari total pengeluaran, jauh dari target USD2 triliun yang digembar-gemborkan. Sejak saat itu, Musk berbalik arah dan mengecam RUU pajak serta belanja Trump, menyebutnya sebagai “kekejian yang menjijikkan.” Sikap keras Musk mempersulit upaya Trump meloloskan RUU di Kongres, meski akhirnya lolos tipis di DPR dan kini menunggu keputusan Senat.
“Baca Juga: Prabowo Buka Opsi Diplomatik dengan Israel Bersyarat”
Kekecewaan Trump dan Ancaman Putus Kontrak Bisnis
Trump awalnya memilih bungkam ketika Musk gencar mengampanyekan penolakan terhadap RUU andalannya. Namun pada Kamis, Trump akhirnya mengaku sangat kecewa dengan sikap Musk. Miliarder teknologi itu diketahui telah menggelontorkan hampir USD300 juta untuk kampanye tahun lalu dan merasa Trump tak akan menang tanpa dukungan darinya. Kini Trump mengancam akan mengakhiri seluruh kontrak pemerintah AS dengan bisnis Musk, termasuk SpaceX dan Starlink.
Sempat muncul ancaman dari Musk untuk menonaktifkan wahana antariksa Dragon milik SpaceX, satu-satunya kendaraan AS yang bisa mengirim astronot ke ISS, namun ancaman itu akhirnya ditarik kembali. Perseteruan makin panas setelah Trump mencabut pencalonan Jared Isaacman, sekutu Musk, untuk memimpin NASA. Dua sumber menyebut keputusan itu dipengaruhi oleh informasi terkait dukungan Isaacman ke Partai Demokrat yang diangkat oleh pejabat Gedung Putih. Perseteruan kedua tokoh besar ini kini mengundang perhatian luas dari publik dan pelaku industri.
- Sumber
- Okezone.com