Cerita Lesehan – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, akan mengunjungi Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (5/9/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia yang berlangsung dari 3 hingga 6 September 2024. Tujuan utama dari lawatan ini adalah untuk mempromosikan kerukunan antarumat beragama, sebuah tema yang telah menjadi fokus utama dalam kepemimpinan beliau selama 11 tahun terakhir.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus akan mengunjungi “Terowongan Persahabatan”, sebuah terowongan sepanjang 28,3 meter yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Terowongan ini dibangun pada tahun 2020 oleh pemerintah sebagai simbol kerukunan beragama dan upaya untuk mempromosikan dialog dan saling menghormati antaragama.
“Baca Juga: Paus Fransiskus Akan Gelar Misa Akbar di GBK 5 September”
Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyambut antusias kedatangan Paus Fransiskus. “Sungguh luar biasa bahwa tokoh utama umat Katolik akan datang. Apa pun agamamu, mari kita hormati tamu kita,” ujar Nasaruddin Umar, menambahkan bahwa kunjungan ini adalah momen berharga untuk memperkuat tali persaudaraan antarumat beragama.
Kunjungan ke Indonesia, yang merupakan kunjungan kepausan pertama dalam lebih dari tiga dekade. Ini membawa kegembiraan tersendiri bagi umat Katolik di Tanah Air. Umat Katolik, yang hanya mencapai sekitar tiga persen dari populasi Indonesia, merasa terhormat dan bersemangat menyambut Paus Fransiskus. Maria Regina Widyastuti Sasongko, seorang perempuan Katolik berusia 77 tahun, mengungkapkan harapannya, “Jika saya bisa bertemu dengannya, saya hanya bisa menundukkan kepala. Saya bahkan tidak sanggup memegang tangannya.”
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa kunjungan ini menjadi simbol persahabatan dan toleransi antaragama di Indonesia. “Kunjungan ini menjadikan Indonesia sebagai barometer perdamaian dan pilar toleransi,” ujarnya kepada Reuters.
Paus Paulus VI pernah mengunjungi Jakarta pada tahun 1970. Kemudian Paus Yohanes Paulus II yang melakukan kunjungan ke Jakarta serta empat kota lainnya pada tahun 1989. Kunjungan Paus Fransiskus ini melanjutkan tradisi dialog dan kerukunan antaragama yang telah lama menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Dengan momen bersejarah ini, Indonesia sekali lagi menjadi pusat perhatian dunia dalam hal promosi perdamaian dan toleransi antarumat beragama.
“Simak Juga: Mata dan Emosi, Menyelami Jendela Hati Melalui Tatapan”