Pasukan Khusus Tembak Keponakan Egianus Kogoya Tewas
Cerita lesehan – Satgas Damai Cartenz terlibat baku tembak dengan kelompok Egianus Kogoya pada Rabu, 11 Juni 2025. Kontak senjata terjadi di Kampung Pugima, Distrik Welalegama, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Egianus berhasil kabur dari lokasi baku tembak saat penyergapan berlangsung. Namun, satu anggota KKB berinisial PK, yang juga keponakannya, tewas dihujani tembakan
Jenazah PK ditemukan jatuh ke jurang setelah baku tembak. Satgas langsung mengevakuasi jenazah ke RSUD Wamena untuk identifikasi. Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, memastikan korban adalah anggota KKB. Identifikasi dilakukan lewat kecocokan wajah, pakaian, dan dokumentasi yang beredar sebelumnya.
” Baca Juga: Kakek Teriak ‘Teroris’ di TransJakarta Akhirnya Minta Maaf “
Kelompok Egianus diperkirakan berjumlah sekitar 50 orang dan bersenjata lengkap. Mereka merupakan pecahan dari jaringan Kelly Kwalik, komandan OPM yang tewas pada 2009. Setelah kematian Kelly, Egianus mengambil alih dan memperkuat basis kekuatan di Ndugama.
Kelompok ini pernah membakar pesawat Susi Air dan menyandera Kapten Philip Mehrtens pada Februari 2023. Aksi tersebut terjadi di Bandara Paro dan menggemparkan publik internasional. Hingga kini, Egianus masih diburu aparat atas serangkaian aksi teror di Papua.
Aparat menetapkan Egianus Kogoya sebagai buronan prioritas karena keterlibatannya dalam berbagai aksi kekerasan bersenjata di Papua. Ia menjadi target utama operasi Satgas Damai Cartenz dan TNI karena ancaman terhadap stabilitas keamanan wilayah.
“Baca Juga: Bocah di Tangsel Dibacok Pria Misterius, Luka Parah di Kepala”
Bocah di Tangsel Dibacok Pria Misterius, Luka Parah di Kepala
Kelompok Egianus dikenal militan dan mampu bergerak cepat di medan berat wilayah pegunungan. Mereka diduga mendapat suplai logistik, senjata, dan informasi dari simpatisan lokal yang sulit dilacak aparat.
Egianus dan kelompoknya kerap berpindah di wilayah pegunungan Ndugama untuk menghindari penyergapan aparat. Kondisi geografis yang sulit dijangkau membuat operasi penangkapan menjadi tantangan besar bagi Satgas.
Konflik antara kelompok bersenjata dan aparat berdampak pada masyarakat sipil. Banyak warga terpaksa mengungsi karena takut menjadi korban salah sasaran dalam baku tembak yang terus terjadi di wilayah Papua Pegunungan.