50 Ribu Warga Mentawai Masih Tinggal di Zona Rawan Megathrust
Cerita lesehan – 50 Ribu Warga Mentawai Masih Tinggal di Zona Rawan Megathrust Sekitar 50 ribu jiwa di 33 desa pesisir Kepulauan Mentawai hingga kini masih tinggal di kawasan rawan bencana gempa dan tsunami. Kawasan ini masuk dalam zona potensi gempa besar akibat aktivitas Megathrust di segmen Siberut, Sumatra Barat. Wilayah tersebut diketahui sangat rentan terhadap ancaman gempa berkekuatan tinggi, bahkan berpotensi memicu tsunami.
Pemerintah daerah Kepulauan Mentawai kembali mengingatkan seluruh masyarakat pesisir agar tetap waspada. Warga diimbau terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya gempa Megathrust yang dapat mencapai magnitudo 8,9. “Kami meminta masyarakat tidak lengah. Potensi gempa besar bisa terjadi kapan saja. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan sangat penting untuk keselamatan bersama,” ujar salah satu pejabat pemerintah daerah.
“Baca Juga: Produsen Jepang Luncurkan Mobil Listrik Seharga Rp100 Jutaan”
Langkah mitigasi terus dilakukan pemerintah bersama BPBD dan aparat desa, mulai dari sosialisasi, simulasi evakuasi, hingga penyediaan jalur dan tempat evakuasi. Edukasi kepada warga terus digalakkan, terutama terkait tanda-tanda alam dan langkah yang harus diambil saat terjadi gempa.
Para ahli memperingatkan bahwa wilayah pesisir Mentawai memang menjadi salah satu daerah yang paling berisiko di Indonesia terkait ancaman Megathrust. Dengan banyaknya penduduk yang masih bermukim di zona rawan, upaya pengurangan risiko bencana harus terus diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat.
Ke depan, pemerintah daerah berharap sinergi dengan pemerintah pusat dan berbagai pihak dapat mempercepat upaya relokasi atau penataan kawasan pesisir. Kesadaran dan partisipasi aktif seluruh masyarakat juga menjadi kunci untuk meminimalisasi dampak jika bencana Megathrust benar-benar terjadi di Mentawai.
Pemerintah daerah Kepulauan Mentawai terus memperkuat langkah mitigasi untuk menghadapi potensi gempa besar akibat Megathrust di segmen Siberut. Upaya ini dilakukan secara konsisten melalui pelatihan kesiapsiagaan serta penyiapan jalur evakuasi bersama masyarakat, pemerintah desa, dan dunia usaha. Kesadaran untuk selalu waspada menjadi kunci utama, karena wilayah Mentawai berada di zona yang sangat rawan gempa dan tsunami.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Mentawai, Lahmudin Siregar, menegaskan bahwa bencana Megathrust bukan sesuatu yang diharapkan, namun risikonya nyata dan harus diantisipasi sejak dini. “Megathrust ini bukan sesuatu yang kita tunggu, tapi kita berada dalam posisi berpotensi mengalami gempa besar. Karena itu, pemerintah daerah terus konsisten menyiapkan mitigasinya,” ujar Lahmudin usai menghadiri kegiatan Promosi Mentawai sebagai Laboratorium PRB dan Adaptasi Perubahan Iklim di Sumatera Barat.
“Baca Juga: Menaker Pastikan BSU 2025 Cair Tanpa Potongan untuk Pekerja”
Menurut Lahmudin, pelatihan evakuasi rutin melibatkan semua elemen, mulai dari masyarakat hingga pihak swasta. “Ini kerja bersama. Semua pihak harus bahu-membahu, karena kita tidak tahu kapan bencana itu terjadi. Tapi kalau pun terjadi, kita berharap risiko bisa ditekan sekecil mungkin agar masyarakat bisa selamat,” tambahnya.
Dari sisi logistik, Dinas Sosial telah menyiapkan lumbung sosial di setiap kecamatan. Ketersediaan bahan pangan untuk masa tanggap darurat juga selalu dimonitor bersama Kementerian Sosial dan Tagana. “Kita pastikan logistik siap, sehingga jika bencana terjadi, tidak ada kendala dalam suplai makanan kepada masyarakat,” jelas Lahmudin.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha diharapkan makin kuat, sehingga risiko bencana bisa diminimalisir dan keselamatan warga tetap terjaga.